Ribuan Masyarakat Memadati Festival Bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir Riau

Daerah, Terbaru515 Dilihat

Rokan Hilir, RakyatUtama.com – Ribuan masyarakat memadati lokasi Festival Bakar Tongkang di Rokan Hilir, Riau hari ini. Setidaknya ada sekitar 48 ribu wisatawan lokal dan mancanegara ikut meramaikan.

Pantauan tim awak media di lokasi acara warga setempat dan wisatawan memadati pusat Festival Bakar Tongkang di Jalan Klenteng. Mayoritas yang hadir mengenakan pakaian serba merah dan kuning.

Terlihat hadir langsung Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal dan sejumlah pejabat utama Polda Riau. Termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan keagamaan.

Kepala Dinas Pariwisata Riau Roni Rakhmat mengatakan setidaknya ada 48 ribu orang hadir. Seluruhnya mulai memadati lokasi di Jalan Klenteng pukul 14.00 WIB.

“Kalau kita melihat antusias masyarakat ini ada hampir 48 ribu hadir. Ada wisatawan lokal dan mancanegara hadir,” kata Roni di lokasi, Sabtu (22/6/2024).

Tak hanya tangan kosong, mayoritas etnis Tionghoa yang hadir membawa hio atau dupa. Hal itu merupakan tradisi yang telah turun-temurun dilakukan setiap kali Festival Bakar Tongkang.

“Ini sudah tradisi masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi,” kata Roni.

Bakar Tongkang sendiri merupakan tradisi ritual berkaitan erat dengan kesejarahan Kota Bagansiapiapi. Terutama awal mula kedatangan para warga Tionghoa di Muara Rokan.

Dalam cerita Bakar Tongkang, ada kisah berkaitan dengan pengarungan samudra menggunakan kapal kayu sederhana. Kapal itu, dikenal dengan sebutan tongkang oleh sekelompok warga Tionghoa dari Provinsi Fujian, Tiongkok.

Ketika dalam kegelapan dan keheningan malam mereka memanjatkan doa-doa kepada Dewa Kie Hu Ong Ya untuk diberi penuntun arah menuju daratan, tiba-tiba tampak berkilauan cahaya. Cahaya itulah yang dijadikan pemandu arah menuju ke daratan, yakni Bagansiapiapi.

Menurut kepercayaan warga Tionghoa Bagansiapiapi, puncak tradisi bakar tongkang adalah melihat kemana arah jatuhnya tiang layar tongkang yang dibakar itu. Arah jatuh tiang menunjukkan keselamatan dan peruntungan usaha serta mata pencarian menjadi lebih baik.

Maksudnya, jika tiang layar tongkang condong atau jatuh ke arah laut, maka peruntungan usaha dan mata pencarian akan lebih banyak datangnya dari hasil laut. Adapun jika tiang layar tongkang condong atau jatuhnya mengarah ke darat, maka peruntungan usaha dan mata pencarian akan lebih banyak datangnya dari hasil darat.

Kini, event Bakar Tongkang tidak lagi menjadi milik masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi saja. Namun saat ini Bakar Tongkang merupakan simbol dan pesta budaya lokal bahkan sudah menjadi agenda wisata nasional dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *