Tokoh Pemuda Milenial Sesalkan Oknum Caleg DPRD Rohil Terekam Kamera Berjoget Ria Di Klub Malam Bali

Politik, Terbaru387 Dilihat

Pekanbaru, RakyatUtama.com – Tokoh pemuda yang juga Ketua Pemuda Millenial Pekanbaru (PMP), Teva Iris, menyatakan sangat menyayangkan apa yang dilakukan oleh salah seorang calon legislatif DPRD Rokan Hilir (Rohil) dari Partai Golongan Karya (Golkar).

Caleg berinisial NAR yang disebut-sebut sebagai puteri seorang bupati di Riau dengan nomor urut 4 itu terekam kamera sedang asyik berjoget ria di salah satu tempat hiburan malam terkenal di Bali, Atlas.

Menurut Ketua PMP Teva Iris, apa yang terekam tersebut sungguh-sungguh tidak mencerminkan tingkah laku dan adab seorang anak Negeri Melayu, apalagi NAR merupakan putra sulung bupati, yang harusnya menjaga marwah orangtuanya.

Dikatakan Teva, apa yang terjadi dalam rekaman tersebut menunjukkan begitu rendahnya moral dari seorang calon anggota DPRD.

“Belum jadi Dewan saja sudah menunjukkan kedangkalan etika dan moralnya, apalagi jika sudah menduduki jabatan selaku wakil rakyat. Mungkin akan melakukan hal lebih buruk dari sekarang,” katanya.

“Kami rasa wajar jika banyak tokoh bangsa merasa bahwa saat ini negara kita sedang dalam kemerosotan moral. Begitu banyak budaya luhur bangsa dan kearifan lokal diabaikan oleh para generasi muda,” terang Teva.

“Mereka seperti tidak peduli soal etika dan kepantasan. Para generasi muda seperti larut dalam dunianya sendiri tanpa peduli akan orang orang di sekitarnya,” ujar Teva Iris.

“Salah satunya seperti yang kita lihat dalam video viral baru+baru ini. Di mana seorang anak bupati terlihat asyik bergoyang di gemerlap malam. Dia larut dalam lampu-lampu hiburan malam,” sebutnya.

Seperti terlihat di video, NAR sedang menikmati musik sambil menari, dengan latar belakang tulisan “Welcome To Atlas NAR Enjoy The Party” di videotron Atlas seperti yang terlihat dalam video.

“Apa itu sesuatu yang pantas untuk dilakukan?,” lanjutnya.

Menurut Teva, sebagai anak melayu, apalagi putri Bupati, maka sudah menjadi kewajibannya untuk bisa menjaga marwah Melayu dan orang tua.

“Bukan malah sebaliknya. Ini bukan masalah pelanggaran hukum, namun ini adalah masalah etika. Meskipun usia masih muda, namun soal etika bukan soal usia, soal kepribadian dan adab tingkah laku anak manusia yang telah dibentuk dari kecil,” tambah Teva Iris.

PMP, menurut Teva, mengajak agar kejadian ini bisa jadi sumber referensi dalam memilih para wakilnya nanti.

“Pilihlah mereka yang punya track record baik dan punya moral dan integritas tinggi. Bukan memilih orang hanya karena memiliki keluarga yang disegani, punya kedudukan atau juga orang terpandang,” katanya.

“Sebab jika saat ini saja sudah mempertontonkan etika yang buruk bagaimana nanti setelah menduduki sebuah jabatan tertentu,’ ujarnya mempertanyakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *